Cek liveness, status, header, teknologi, indikasi WAF, dan sinyal versi—untuk prioritas uji yang rapi.
Recon yang baik tidak berhenti di enumerasi subdomain. Begitu kamu punya daftar host in-scope, tahap berikutnya adalah HTTP probing & tech fingerprinting: memastikan host benar-benar hidup, membaca status/redirect, mengamati header dan kebijakan keamanan, mengidentifikasi tumpukan teknologi yang tampak dari luar, dan menangkap indikasi WAF/CDN. Semua ini dilakukan konservatif—tanpa login, tanpa aksi yang mengubah state, dan tanpa “menekan” layanan. Tujuannya satu: menghasilkan peta prioritas yang akurat untuk tahap pengujian berikutnya.
Liveness & redirect:
Mulai dari satu host untuk memastikan liveness dan melihat rantai redirect yang sebenarnya terjadi.
# Liveness + header ringkas (tanpa body)
curl -I https://www.target.tld/ --max-time 8 \
-H "User-Agent: EHAcademyRecon/1.0 (+contact: security@example.com)"
# Liveness + ikuti redirect sampai final
curl -s -D- -o /dev/null -L https://www.target.tld/ --max-time 12 \
-H "User-Agent: EHAcademyRecon/1.0 (+contact: security@example.com)"
Hal yang kamu catat:
-
Status code konsisten (200/301/302/401/403/404).
-
Location:
di setiap langkah redirect (http→https, apex→www, /→/home). -
Keseragaman HTTPS dan canonical URL (bagus untuk SEO & keamanan).
-rl 25
membatasi laju (≈25 req/detik total). Sesuaikan lebih rendah bila aset sensitif atau scope meminta kehati-hatian ekstra atau limit terbatas agar tidak menganggu atau tidak agresif.Header & kebijakan keamanan: sinyal kualitas permukaan
Header sering lebih akurat daripada HTML. Beberapa yang bernilai untuk triage:
server / x-powered-by / via: indikasi upstream (nginx/Apache), app stack (Express, PHP), dan proxy/CDN.
strict-transport-security (HSTS): disiplin HTTPS (ada/tidak, max-age).
content-security-policy (CSP): kontrol resource loading; hadirnya CSP umumnya sinyal kematangan.
x-frame-options, referrer-policy, x-content-type-options: kebijakan baseline.
set-cookie: atribut Secure, HttpOnly, SameSite (tanpa menyentuh isi yang sensitif).
cache-control / vary / etag: pola caching.
Tech fingerprinting:
Fingerprints bisa di deteksi pada:
-
Header (mis.
server: cloudflare
,x-aws-apigw-id
,x-akamai-*
,x-github-request-id
). -
HTML meta (
generator
, framework hints). -
Judul halaman (
-title
berguna untuk klasifikasi cepat). -
Aset statis publik (nama bundel, path pattern)—cukup dicatat, tanpa mengunduh berlebihan.
Toolkit seperti httpx
membantu memberi label teknologi indikatif (-tech-detect
). Ingat: ini indikasi, bukan bukti final—cukup untuk memutuskan apakah host masuk High/Med/Low prioritas uji berikutnya.
Indikasi WAF/CDN:
CDN/WAF sering meninggalkan tanda:
-
Header khas:
cf-ray
,cf-cache-status
(Cloudflare),x-akamai-*
(Akamai),x-cache
,x-amz-cf-id
(CloudFront),x-sucuri-id
, dll. -
Perilaku: challenge page, rate-limit ringan, 403 generik yang konsisten di banyak rute.
TLS singkat (permukaan saja)
Model data: apa yang perlu disimpan
Menyusun prioritas:
Tujuan probing adalah prioritisasi. Contoh kriteria praktis:
High: endpoint API publik aktif, judul/route mengindikasikan layanan kritikal, legacy path di redirect chain; header memperlihatkan stack yang menarik untuk uji input.
-
Medium: aplikasi umum dengan kebijakan keamanan baseline yang cukup baik; tetap perlu uji spesifik.
-
Low: halaman informatif/marketing dengan CSP/HSTS solid dan sedikit permukaan dinamis.
Tulis alasannya singkat—“High karena API publik + legacy redirect + server banner.” Alasan yang jelas mempercepat handoff ke tahap pengujian.
Baca Juga Tentang Asset Inventory